Minggu, 11 Januari 2009

Ringgit Malaysia masih Familiar di Sebatik-Nunukan ( KALTIM)

Upaya pemerintah dalam Meningkatkan rasa Nasionalisme di kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan memang tidak mudah dan belum membuahkan hasil yang maksimal. Buktinya, sebagai masyarakat yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia tersebut, hingga saat ini masih sangat familiar dengan hal - hal yang serba Malaysia. salah satu contohnya seperti di ungkapkan Saharuddin, salah seorang anggota DPRD Nunukan asal Kecamatan Sebatik, mayoritas warga yang berada di Desa Aji Kuning, lebih akrab dengan perhitungan mata uang Ringgit Malaysia (RM) dibanding dengan Rupiah Indonesia (Rp).

“Umumnya transaksi jual beli yang berlangsung ditengah masyarakat di Desa Aji Kuning, dominan menggunakan perhitungan Ringit Malaysia,” terang Saharudin yang juga memastikan, rata-rata pedagang didaerah itu mencantumkan label harga dengan menggunakan Ringgit Malaysia.

Risau dengan kebiasaan ‘Malaysiaisme’ sebagian masyarakat di Kecamatan Sebatik tersebut, Saharudin berharap upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah maupun pihak-pihak lain guna menebalkan rasa nasionalisme dimaksud lebih diintesifkan lagi.

“Misalnya, pemkab melalui Disperindagkop (Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi) sesekali turun kelapangan mensosialisasikannya,” kata Saharudin yang memastikan kapasitas Disperindagkop cukup kuat untuk memberikan perannya dalam hal ini. “Jangan justru tidak memiliki kepedulian,” tambahnya.

Kekuatiran Saharudin ini, diakuinya bukan sekadar akan terkikisnya rasa nasionalisme masyarakat di Kecamatan Sebatik. Tapi, tanpa disadari, praktik perdagangan dengan menggunakan mata uang Ringgit Malaysia di daerah tersebut, secara ekonomi sebenarnya sangat merugikan masyarakat konsumen.

Harga barang-barang menjadi mahal. Sebab, sekalipun memasok barang produk dalam negeri yang dibeli dengan mata uang rupiah, para pedagang terlebih dahulu akan menghitung modalnya dengan kurs nilai Ringgit Malaysia. Selanjutnya perhitungan harga jual kepada konsumen kedalam bentuk rupiah. Tapi realisasi transaksi akhir pada praktik jual beli yang berlangsung ditengah masyarakat, kembali menggunakan Ringgit Malaysia.

“Asumsi gampangnya, para pedagang sebenarnya sudah beberapa kali menaikkan sendiri nilai modalnya sebelum barang dagangannya dipasarkan kepada masyarakat,” tegas Saharudin lagi.

Dikutip dari SKH Radar Tarakan

Rabu, 17 Desember 2008






Kabupaten Nunukan merupakan wilayah paling utara Kalimantan Timur - Republik Indonesia, dan berbatasan langsung dengan Negeri Jiran Sabah( Malaysia Timur ), Kabupaten Nunukan ini di Nakhodai oleh bapak H.Abd.Hafid Ahmad selama dua periode ini, dibawah kepemimpinan beliau Kabupaten Nunukan terus berbenah diri dan memperindah kotanya, Kabupaten Nunukan yang dulunya dibantu 5 wilayah administratif yakni Kecamatan Lumbis, Sembakung, Nunukan, Sebatik dan Krayan, sekarang telah berkembang menjadi 7 wilayah administratif yakni Kecamatan Nunukan, Lumbis, Sembakung, Sebatik Induk, Sebatik Barat, Krayan Induk serta Krayan Selatan.

Seiring letak georafis Kabupaten Nunukan yang berada diwilayah perbatasan dan juga sebagai pintu keluar - masuk orang – orang yang ingin ke Tawau( Malaysia Timur ) dan banyak juga para Devisa Negara kita yakni TKI( Tenaga Kerja Indonesia ) yang ingin mengadu nasib di Negri Jiran masuk kesana melalui Kabupaten Nunukan dan tidak sedikit dari mereka yang ingin mengadu nasib disana tidak mempunyai dokumen lengkap sehingga ditangkap, dipenjara, disiksa, bahkan hingga terjadi gangguan jiwa terhadap para Devisa Negara kita ini.

Direncanakan dalam akhir tahun ini atau awal tahun 2009 terjadi Deportasi besar – besaran terhadap TKI yang tidak mempunyai dokumen lengkap, Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan negeri Jiran menjadi tempat singgah para TKI dan Pemkab Nunukan telah mempersiapkan lokasi dimana para TKI ini akan ditampung dan telah mempersiapkan segala sesuatunya, sekitar puluhan ribu TKI yang tidak berdokumen lengkap akan dipulangkan, di Kabupaten Nunukan nanti terserah dari mereka akan mengurus dokumen lagi supaya dapat kembali bekerja atau kembali masing – masing dikampung halaman mereka.

Jumat, 07 November 2008

Free Hotspot

Kawasan wisata Monumen Nasional Jakarta kini menjadi kawasan cyber. Pengunjung diorama Monas dapat mengakses internet secara gratis karena di areal ini tersedia empat desktop di empat sudut ruangan bawah Monas. Pengunjung di areal terbuka Monas juga dapat mengakses internet melalui laptop, PDA, atau smartphone.


Penyediaan akses internet di kawasan Monas ini dicanangkan Wali Kota Jakarta Pusat Sylviana Murni dan Executive General Manager PT Telkom Divre II Adeng Achmad, Sabtu (7/6). ”Monas adalah landmark Kota Jakarta. Monas Cyber Zone titik awal rencana PT Telkom menjadikan Jakarta sebagai cyber city,” kata Adeng.

Pada masa depan, konsep cyber city adalah bagaimana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan pembuatan KTP online atau Polda Metro Jaya menerapkan pembuatan SIM online. Kebijakan ini dapat saja diterapkan asalkan ada kemauan politik dari pemerintah. Di sinilah esensi konsep cyber city sesungguhnya.

Jaringan internet di kawasan Monas yang disediakan PT Telkom ini, dengan kecepatan tinggi, yaitu 1 megabyte per detik (Mbps). ”Sejak 1 Juni kecepatan Telkom Speedy ditingkatkan tiga kali lipat dari 384 Kbps menjadi 1 Mbps. Saat ini masyarakat masih menggunakan wifi untuk akses internet. Namun, sebenarnya fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan sebagai telepon. Ini yang belum banyak dimanfaatkan,” tutur Adeng.

Salah satu tujuan penyediaan fasilitas wifi di kawasan Monas, kata Kepala Unit Pengelola Monas Rafael Nadapdap, sebagai daya tarik pengunjung Monas. Rafael berharap jumlah pengunjung meningkat. Tahun 2006 jumlahnya 664.000 orang, tahun 2008 ini diperkirakan 800.000 pengunjung. Diawali dari Monas Cyber Zone, konsep Jakarta cyber city harus diperluas ke layanan publik online.

Refleksi Diri

Allah SWT mungkin memberikan ujian berupa kegagalan dan kehilangan kepada kita untuk mengajarkan hikmah kepada kita.
Mungkin, kegagalan, masalah, dan lingkungan yang tidak menyenangkan adalah sebagian dari skenario Allah SWT dalam membina diri kita.
Ubahlah sudut pandang Anda terhadap kegagalan, maka Anda tidak akan kecewa terhadap kegagalan yang Anda alami, setidaknya kekecewaan Anda akan sedikit atau sementara saja.